Mayat-mayat tentara rezim di Aleppo. Foto ini diunggah mujahidin di media sosial setelah berhasil memukul mundur musuh
KIBLAT.NET, Aleppo – Front pertempuran di provinsi Aleppo, Selasa
(17/02), kembali memanas. Militer Suriah dengan didukung milisi Syiah
bayaran dari berbagai negara menyerbu wilayah-wilayah mujahidin di
provinsi tersebut. Meski sempat terkejut, namun mujahidin berhasil
memukul mundur musuh.
Dilansir dari portal berita arabi21.com, pertempuran sengit meletus setelah militer yang didukung Syiah Hizbullah dan milisi Syiah dari Iran dan Afghanistan menyusup ke tiga desa di utara Aleppo. Mereka mencoba memblokade jalan Alcastelo, yang merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan ke perbatasan Turki.
Di saat bersamaan, militer dan milisi Syiah lainnya mencoba menyusup ke dua desa Syiah, Nubul dan Zahra, melalui daerah perkebunan. Mereka berusaha membuka jalan ke dua kota yang dikepung mujahidin itu.
Penyusupan yang terjadi pada dini hari itu dilakukan secara bersamaan. Para warga serta mujahidin tidak menyadari pergerakan musuh itu. Kabut tebal musim dingin yang menyelimuti Aleppo juga menghalangi mujahidin melihat pergerakan militer Suriah.
Akibat penyusupan ini, militer rezim dan milisi Syiah berhasil menduduki desa Rityan, Basykawey dan Hurdiyatain. Mereka menyeru desa-desa tersebut sehingga memaksa warga mengungsi.
Ratusan warga yang tinggal di tiga desa itu mencoba bergerak ke dekat perbatasan Turki, namun jalan sudah diblokade oleh milisi Syiah. Akhirnya, mereka bergerak menuju daerah-daerah aman di sekitar desa mereka.
Di saat bersamaan, santer beredar informasi bahwa milisi Syiah bayaran itu menyembelih 21 warga sipil di desa Ritya. Belakangan, informasi itu dibenarkan petugas medis yang menemukan puluhan warga tewas dengan luka gorok di Leher.
Masjid-masjid di wilayah yang dikontrol mujahidin di Aleppo mengumumkan kepada seluruh warga dan mujahidin untuk bersiap-siap menghadapi serangan musuh. Suasana mencekam pagi itu segera menyelimuti warga yang berada di wilayah yang dikontrol mujahidin.
Pertempuran sengit pun berlangsung antara militer Suriah dan mujahidin. Di satu sisi, mujahidin juga digempur melalui serangan udara. Akan tetapi, dengan strategi yang tepat, mujahidin berhasil memukul mundur musuh sedikit demi sedikit.
Kantor berita Al-Jazeera melaporkan pada Selasa malam bahwa pejuang akhirnya berhasil merebut kembali tiga desa tersebut. Namun, baku tembak masih terus berlangsung di pinggiran tiga kota itu meskipun tidak sering.
Sementara itu di pedesaan Aleppo, pertempuran masih berlangsung antara mujahidin dan militer rezim. Mujahidin dilaporkan mencapai kemajuan dan berhasil membunuh puluhan tentara dan milisi Syiah.
Al-Jazeera melaporkan, sedikitnya 30 pejuang gugur dalam pertempuran tersebut. Di sisi lain, mujahidin juga berhasil menewaskan sedikitnya 130 militer rezim dan milisi bayaran Syiah, serta berhasil menggagalkan serangan musuh.
Sumber: arabi21.com, Al-Jazeera
Penulis: Hunef Ibrahim
Dilansir dari portal berita arabi21.com, pertempuran sengit meletus setelah militer yang didukung Syiah Hizbullah dan milisi Syiah dari Iran dan Afghanistan menyusup ke tiga desa di utara Aleppo. Mereka mencoba memblokade jalan Alcastelo, yang merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan ke perbatasan Turki.
Di saat bersamaan, militer dan milisi Syiah lainnya mencoba menyusup ke dua desa Syiah, Nubul dan Zahra, melalui daerah perkebunan. Mereka berusaha membuka jalan ke dua kota yang dikepung mujahidin itu.
Penyusupan yang terjadi pada dini hari itu dilakukan secara bersamaan. Para warga serta mujahidin tidak menyadari pergerakan musuh itu. Kabut tebal musim dingin yang menyelimuti Aleppo juga menghalangi mujahidin melihat pergerakan militer Suriah.
Akibat penyusupan ini, militer rezim dan milisi Syiah berhasil menduduki desa Rityan, Basykawey dan Hurdiyatain. Mereka menyeru desa-desa tersebut sehingga memaksa warga mengungsi.
Ratusan warga yang tinggal di tiga desa itu mencoba bergerak ke dekat perbatasan Turki, namun jalan sudah diblokade oleh milisi Syiah. Akhirnya, mereka bergerak menuju daerah-daerah aman di sekitar desa mereka.
Di saat bersamaan, santer beredar informasi bahwa milisi Syiah bayaran itu menyembelih 21 warga sipil di desa Ritya. Belakangan, informasi itu dibenarkan petugas medis yang menemukan puluhan warga tewas dengan luka gorok di Leher.
Masjid-masjid di wilayah yang dikontrol mujahidin di Aleppo mengumumkan kepada seluruh warga dan mujahidin untuk bersiap-siap menghadapi serangan musuh. Suasana mencekam pagi itu segera menyelimuti warga yang berada di wilayah yang dikontrol mujahidin.
Pertempuran sengit pun berlangsung antara militer Suriah dan mujahidin. Di satu sisi, mujahidin juga digempur melalui serangan udara. Akan tetapi, dengan strategi yang tepat, mujahidin berhasil memukul mundur musuh sedikit demi sedikit.
Kantor berita Al-Jazeera melaporkan pada Selasa malam bahwa pejuang akhirnya berhasil merebut kembali tiga desa tersebut. Namun, baku tembak masih terus berlangsung di pinggiran tiga kota itu meskipun tidak sering.
Sementara itu di pedesaan Aleppo, pertempuran masih berlangsung antara mujahidin dan militer rezim. Mujahidin dilaporkan mencapai kemajuan dan berhasil membunuh puluhan tentara dan milisi Syiah.
Al-Jazeera melaporkan, sedikitnya 30 pejuang gugur dalam pertempuran tersebut. Di sisi lain, mujahidin juga berhasil menewaskan sedikitnya 130 militer rezim dan milisi bayaran Syiah, serta berhasil menggagalkan serangan musuh.
Sumber: arabi21.com, Al-Jazeera
Penulis: Hunef Ibrahim
KIBLAT.NET, Aleppo – Front pertempuran di provinsi Aleppo, Selasa
(17/02), kembali memanas. Militer Suriah dengan didukung milisi Syiah
bayaran dari berbagai negara menyerbu wilayah-wilayah mujahidin di
provinsi tersebut. Meski sempat terkejut, namun mujahidin berhasil
memukul mundur musuh.
Dilansir dari portal berita arabi21.com, pertempuran sengit meletus setelah militer yang didukung Syiah Hizbullah dan milisi Syiah dari Iran dan Afghanistan menyusup ke tiga desa di utara Aleppo. Mereka mencoba memblokade jalan Alcastelo, yang merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan ke perbatasan Turki.
Di saat bersamaan, militer dan milisi Syiah lainnya mencoba menyusup ke dua desa Syiah, Nubul dan Zahra, melalui daerah perkebunan. Mereka berusaha membuka jalan ke dua kota yang dikepung mujahidin itu.
Penyusupan yang terjadi pada dini hari itu dilakukan secara bersamaan. Para warga serta mujahidin tidak menyadari pergerakan musuh itu. Kabut tebal musim dingin yang menyelimuti Aleppo juga menghalangi mujahidin melihat pergerakan militer Suriah.
Akibat penyusupan ini, militer rezim dan milisi Syiah berhasil menduduki desa Rityan, Basykawey dan Hurdiyatain. Mereka menyeru desa-desa tersebut sehingga memaksa warga mengungsi.
Ratusan warga yang tinggal di tiga desa itu mencoba bergerak ke dekat perbatasan Turki, namun jalan sudah diblokade oleh milisi Syiah. Akhirnya, mereka bergerak menuju daerah-daerah aman di sekitar desa mereka.
Di saat bersamaan, santer beredar informasi bahwa milisi Syiah bayaran itu menyembelih 21 warga sipil di desa Ritya. Belakangan, informasi itu dibenarkan petugas medis yang menemukan puluhan warga tewas dengan luka gorok di Leher.
Masjid-masjid di wilayah yang dikontrol mujahidin di Aleppo mengumumkan kepada seluruh warga dan mujahidin untuk bersiap-siap menghadapi serangan musuh. Suasana mencekam pagi itu segera menyelimuti warga yang berada di wilayah yang dikontrol mujahidin.
Pertempuran sengit pun berlangsung antara militer Suriah dan mujahidin. Di satu sisi, mujahidin juga digempur melalui serangan udara. Akan tetapi, dengan strategi yang tepat, mujahidin berhasil memukul mundur musuh sedikit demi sedikit.
Kantor berita Al-Jazeera melaporkan pada Selasa malam bahwa pejuang akhirnya berhasil merebut kembali tiga desa tersebut. Namun, baku tembak masih terus berlangsung di pinggiran tiga kota itu meskipun tidak sering.
Sementara itu di pedesaan Aleppo, pertempuran masih berlangsung antara mujahidin dan militer rezim. Mujahidin dilaporkan mencapai kemajuan dan berhasil membunuh puluhan tentara dan milisi Syiah.
Al-Jazeera melaporkan, sedikitnya 30 pejuang gugur dalam pertempuran tersebut. Di sisi lain, mujahidin juga berhasil menewaskan sedikitnya 130 militer rezim dan milisi bayaran Syiah, serta berhasil menggagalkan serangan musuh.
Sumber: arabi21.com, Al-Jazeera
Penulis: Hunef Ibrahim
Dilansir dari portal berita arabi21.com, pertempuran sengit meletus setelah militer yang didukung Syiah Hizbullah dan milisi Syiah dari Iran dan Afghanistan menyusup ke tiga desa di utara Aleppo. Mereka mencoba memblokade jalan Alcastelo, yang merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan ke perbatasan Turki.
Di saat bersamaan, militer dan milisi Syiah lainnya mencoba menyusup ke dua desa Syiah, Nubul dan Zahra, melalui daerah perkebunan. Mereka berusaha membuka jalan ke dua kota yang dikepung mujahidin itu.
Penyusupan yang terjadi pada dini hari itu dilakukan secara bersamaan. Para warga serta mujahidin tidak menyadari pergerakan musuh itu. Kabut tebal musim dingin yang menyelimuti Aleppo juga menghalangi mujahidin melihat pergerakan militer Suriah.
Akibat penyusupan ini, militer rezim dan milisi Syiah berhasil menduduki desa Rityan, Basykawey dan Hurdiyatain. Mereka menyeru desa-desa tersebut sehingga memaksa warga mengungsi.
Ratusan warga yang tinggal di tiga desa itu mencoba bergerak ke dekat perbatasan Turki, namun jalan sudah diblokade oleh milisi Syiah. Akhirnya, mereka bergerak menuju daerah-daerah aman di sekitar desa mereka.
Di saat bersamaan, santer beredar informasi bahwa milisi Syiah bayaran itu menyembelih 21 warga sipil di desa Ritya. Belakangan, informasi itu dibenarkan petugas medis yang menemukan puluhan warga tewas dengan luka gorok di Leher.
Masjid-masjid di wilayah yang dikontrol mujahidin di Aleppo mengumumkan kepada seluruh warga dan mujahidin untuk bersiap-siap menghadapi serangan musuh. Suasana mencekam pagi itu segera menyelimuti warga yang berada di wilayah yang dikontrol mujahidin.
Pertempuran sengit pun berlangsung antara militer Suriah dan mujahidin. Di satu sisi, mujahidin juga digempur melalui serangan udara. Akan tetapi, dengan strategi yang tepat, mujahidin berhasil memukul mundur musuh sedikit demi sedikit.
Kantor berita Al-Jazeera melaporkan pada Selasa malam bahwa pejuang akhirnya berhasil merebut kembali tiga desa tersebut. Namun, baku tembak masih terus berlangsung di pinggiran tiga kota itu meskipun tidak sering.
Sementara itu di pedesaan Aleppo, pertempuran masih berlangsung antara mujahidin dan militer rezim. Mujahidin dilaporkan mencapai kemajuan dan berhasil membunuh puluhan tentara dan milisi Syiah.
Al-Jazeera melaporkan, sedikitnya 30 pejuang gugur dalam pertempuran tersebut. Di sisi lain, mujahidin juga berhasil menewaskan sedikitnya 130 militer rezim dan milisi bayaran Syiah, serta berhasil menggagalkan serangan musuh.
Sumber: arabi21.com, Al-Jazeera
Penulis: Hunef Ibrahim
KIBLAT.NET, Aleppo – Front pertempuran di provinsi Aleppo, Selasa
(17/02), kembali memanas. Militer Suriah dengan didukung milisi Syiah
bayaran dari berbagai negara menyerbu wilayah-wilayah mujahidin di
provinsi tersebut. Meski sempat terkejut, namun mujahidin berhasil
memukul mundur musuh.
Dilansir dari portal berita arabi21.com, pertempuran sengit meletus setelah militer yang didukung Syiah Hizbullah dan milisi Syiah dari Iran dan Afghanistan menyusup ke tiga desa di utara Aleppo. Mereka mencoba memblokade jalan Alcastelo, yang merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan ke perbatasan Turki.
Di saat bersamaan, militer dan milisi Syiah lainnya mencoba menyusup ke dua desa Syiah, Nubul dan Zahra, melalui daerah perkebunan. Mereka berusaha membuka jalan ke dua kota yang dikepung mujahidin itu.
Penyusupan yang terjadi pada dini hari itu dilakukan secara bersamaan. Para warga serta mujahidin tidak menyadari pergerakan musuh itu. Kabut tebal musim dingin yang menyelimuti Aleppo juga menghalangi mujahidin melihat pergerakan militer Suriah.
Akibat penyusupan ini, militer rezim dan milisi Syiah berhasil menduduki desa Rityan, Basykawey dan Hurdiyatain. Mereka menyeru desa-desa tersebut sehingga memaksa warga mengungsi.
Ratusan warga yang tinggal di tiga desa itu mencoba bergerak ke dekat perbatasan Turki, namun jalan sudah diblokade oleh milisi Syiah. Akhirnya, mereka bergerak menuju daerah-daerah aman di sekitar desa mereka.
Di saat bersamaan, santer beredar informasi bahwa milisi Syiah bayaran itu menyembelih 21 warga sipil di desa Ritya. Belakangan, informasi itu dibenarkan petugas medis yang menemukan puluhan warga tewas dengan luka gorok di Leher.
Masjid-masjid di wilayah yang dikontrol mujahidin di Aleppo mengumumkan kepada seluruh warga dan mujahidin untuk bersiap-siap menghadapi serangan musuh. Suasana mencekam pagi itu segera menyelimuti warga yang berada di wilayah yang dikontrol mujahidin.
Pertempuran sengit pun berlangsung antara militer Suriah dan mujahidin. Di satu sisi, mujahidin juga digempur melalui serangan udara. Akan tetapi, dengan strategi yang tepat, mujahidin berhasil memukul mundur musuh sedikit demi sedikit.
Kantor berita Al-Jazeera melaporkan pada Selasa malam bahwa pejuang akhirnya berhasil merebut kembali tiga desa tersebut. Namun, baku tembak masih terus berlangsung di pinggiran tiga kota itu meskipun tidak sering.
Sementara itu di pedesaan Aleppo, pertempuran masih berlangsung antara mujahidin dan militer rezim. Mujahidin dilaporkan mencapai kemajuan dan berhasil membunuh puluhan tentara dan milisi Syiah.
Al-Jazeera melaporkan, sedikitnya 30 pejuang gugur dalam pertempuran tersebut. Di sisi lain, mujahidin juga berhasil menewaskan sedikitnya 130 militer rezim dan milisi bayaran Syiah, serta berhasil menggagalkan serangan musuh.
Sumber: arabi21.com, Al-Jazeera
Penulis: Hunef Ibrahim
Dilansir dari portal berita arabi21.com, pertempuran sengit meletus setelah militer yang didukung Syiah Hizbullah dan milisi Syiah dari Iran dan Afghanistan menyusup ke tiga desa di utara Aleppo. Mereka mencoba memblokade jalan Alcastelo, yang merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan ke perbatasan Turki.
Di saat bersamaan, militer dan milisi Syiah lainnya mencoba menyusup ke dua desa Syiah, Nubul dan Zahra, melalui daerah perkebunan. Mereka berusaha membuka jalan ke dua kota yang dikepung mujahidin itu.
Penyusupan yang terjadi pada dini hari itu dilakukan secara bersamaan. Para warga serta mujahidin tidak menyadari pergerakan musuh itu. Kabut tebal musim dingin yang menyelimuti Aleppo juga menghalangi mujahidin melihat pergerakan militer Suriah.
Akibat penyusupan ini, militer rezim dan milisi Syiah berhasil menduduki desa Rityan, Basykawey dan Hurdiyatain. Mereka menyeru desa-desa tersebut sehingga memaksa warga mengungsi.
Ratusan warga yang tinggal di tiga desa itu mencoba bergerak ke dekat perbatasan Turki, namun jalan sudah diblokade oleh milisi Syiah. Akhirnya, mereka bergerak menuju daerah-daerah aman di sekitar desa mereka.
Di saat bersamaan, santer beredar informasi bahwa milisi Syiah bayaran itu menyembelih 21 warga sipil di desa Ritya. Belakangan, informasi itu dibenarkan petugas medis yang menemukan puluhan warga tewas dengan luka gorok di Leher.
Masjid-masjid di wilayah yang dikontrol mujahidin di Aleppo mengumumkan kepada seluruh warga dan mujahidin untuk bersiap-siap menghadapi serangan musuh. Suasana mencekam pagi itu segera menyelimuti warga yang berada di wilayah yang dikontrol mujahidin.
Pertempuran sengit pun berlangsung antara militer Suriah dan mujahidin. Di satu sisi, mujahidin juga digempur melalui serangan udara. Akan tetapi, dengan strategi yang tepat, mujahidin berhasil memukul mundur musuh sedikit demi sedikit.
Kantor berita Al-Jazeera melaporkan pada Selasa malam bahwa pejuang akhirnya berhasil merebut kembali tiga desa tersebut. Namun, baku tembak masih terus berlangsung di pinggiran tiga kota itu meskipun tidak sering.
Sementara itu di pedesaan Aleppo, pertempuran masih berlangsung antara mujahidin dan militer rezim. Mujahidin dilaporkan mencapai kemajuan dan berhasil membunuh puluhan tentara dan milisi Syiah.
Al-Jazeera melaporkan, sedikitnya 30 pejuang gugur dalam pertempuran tersebut. Di sisi lain, mujahidin juga berhasil menewaskan sedikitnya 130 militer rezim dan milisi bayaran Syiah, serta berhasil menggagalkan serangan musuh.
Sumber: arabi21.com, Al-Jazeera
Penulis: Hunef Ibrahim
No comments:
Post a Comment