Shoutussalam.com, - Jika ada yang harus
disalahkan atas pembunuhan bergaya eksekusi terhadap 12 orang majalah
satir asal Prancis Charlie Hebdo, presiden Liga Katolik Amerika Bill
Donahue menyatakan maka itu adalah resiko penerbit majalah tersebut.
Dalam artikelnya yang berjudul “Muslim Berhak untuk Marah” Donohue mengecam “intoleransi” yang diusung oleh Charlie Hebdo, apalagi setelah berulang kali menggambarkan tokoh agama.
Menurutnya, hal itu jelas memprovokasi penembakan massal hari Rabu (7/1/2014) kemarin di kantor mereka. Donahue menyatakan bahwa editor Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier sangat buruk.
“Ia tidak memahami peran yang dimainkannya hingga berimbas pada kematiannya yang tragis,” ujar Donahue seperti dilansir New York Daily News.
“Mereka yang bekerja di majalah itu melakukan penghinaan yang menjijikkan sejak lama,” tulis Bill Donohue, dalam majalah intern Liga Katolik.
“Yang membuat kaum Muslim keberatan, Charlie Hebdo sengaja melakukan penghinaan sejak beberapa tahun. Bahkan menggambar Nabi Muhammad. Hal itulah yang membuat kaum Muslim bersatu melawan Charlie Hebdo,” tulis Bill Donohue.
“Dalam hal ini, saya setuju dengan kaum Muslim,” Bill Donohue menambahkan.
Bill Donohue juga mengaku mengenal Stephane Charbonnier, redaktur Charlie Hebdo yang ikut menjadi korban.
“Saya pernah tanya kenapa selalu menghina kaum Muslim, ia malah menjawab, “Saya tidak takut pada Muhammad”,” tulis Donohue.
Charbonnier ditembak mati bersama dengan 9 rekan kerjanya, dan 2 petugas polisi.
“Muhammad juga tidak sakral bagi diri saya, tapi saya juga tidak akan pernah melakukan penghinaan terhadap Muhammad yang dapat menyakiti umat Islam,” ujar Donohue.
Donohue secara khusus menyalahkan editor majalah Charlie Hebdo yang berulang kali memvisualkan Nabi Muhammad.
“Mereka yang bekerja di surat kabar ini memiliki catatan yang panjang dan menjijikkan akan tokoh masyarakat,” katanya.
Menurut dia, Editor Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier memiliki etika yang buruk dengan menghina Nabi Muhammad yang ia gambarkan melalui kartun.
“Ini adalah akibat dari tindakannya dahulu saat menyakiti hati seluruh umat Muslim di dunia,” ujar Donohue.
[Newsman/Ac]
Dalam artikelnya yang berjudul “Muslim Berhak untuk Marah” Donohue mengecam “intoleransi” yang diusung oleh Charlie Hebdo, apalagi setelah berulang kali menggambarkan tokoh agama.
Menurutnya, hal itu jelas memprovokasi penembakan massal hari Rabu (7/1/2014) kemarin di kantor mereka. Donahue menyatakan bahwa editor Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier sangat buruk.
“Ia tidak memahami peran yang dimainkannya hingga berimbas pada kematiannya yang tragis,” ujar Donahue seperti dilansir New York Daily News.
“Mereka yang bekerja di majalah itu melakukan penghinaan yang menjijikkan sejak lama,” tulis Bill Donohue, dalam majalah intern Liga Katolik.
“Yang membuat kaum Muslim keberatan, Charlie Hebdo sengaja melakukan penghinaan sejak beberapa tahun. Bahkan menggambar Nabi Muhammad. Hal itulah yang membuat kaum Muslim bersatu melawan Charlie Hebdo,” tulis Bill Donohue.
“Dalam hal ini, saya setuju dengan kaum Muslim,” Bill Donohue menambahkan.
Bill Donohue juga mengaku mengenal Stephane Charbonnier, redaktur Charlie Hebdo yang ikut menjadi korban.
“Saya pernah tanya kenapa selalu menghina kaum Muslim, ia malah menjawab, “Saya tidak takut pada Muhammad”,” tulis Donohue.
Charbonnier ditembak mati bersama dengan 9 rekan kerjanya, dan 2 petugas polisi.
“Muhammad juga tidak sakral bagi diri saya, tapi saya juga tidak akan pernah melakukan penghinaan terhadap Muhammad yang dapat menyakiti umat Islam,” ujar Donohue.
Donohue secara khusus menyalahkan editor majalah Charlie Hebdo yang berulang kali memvisualkan Nabi Muhammad.
“Mereka yang bekerja di surat kabar ini memiliki catatan yang panjang dan menjijikkan akan tokoh masyarakat,” katanya.
Menurut dia, Editor Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier memiliki etika yang buruk dengan menghina Nabi Muhammad yang ia gambarkan melalui kartun.
“Ini adalah akibat dari tindakannya dahulu saat menyakiti hati seluruh umat Muslim di dunia,” ujar Donohue.
[Newsman/Ac]
Presiden Liga Katolik AS: “Charlie Hebdo lakukan Penghinaan Menjijikkan Sejak Lama”
Shoutussalam.com, - Jika ada yang harus
disalahkan atas pembunuhan bergaya eksekusi terhadap 12 orang majalah
satir asal Prancis Charlie Hebdo, presiden Liga Katolik Amerika Bill
Donahue menyatakan maka itu adalah resiko penerbit majalah tersebut.
Dalam artikelnya yang berjudul “Muslim Berhak untuk Marah” Donohue mengecam “intoleransi” yang diusung oleh Charlie Hebdo, apalagi setelah berulang kali menggambarkan tokoh agama.
Menurutnya, hal itu jelas memprovokasi penembakan massal hari Rabu (7/1/2014) kemarin di kantor mereka. Donahue menyatakan bahwa editor Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier sangat buruk.
“Ia tidak memahami peran yang dimainkannya hingga berimbas pada kematiannya yang tragis,” ujar Donahue seperti dilansir New York Daily News.
“Mereka yang bekerja di majalah itu melakukan penghinaan yang menjijikkan sejak lama,” tulis Bill Donohue, dalam majalah intern Liga Katolik.
“Yang membuat kaum Muslim keberatan, Charlie Hebdo sengaja melakukan penghinaan sejak beberapa tahun. Bahkan menggambar Nabi Muhammad. Hal itulah yang membuat kaum Muslim bersatu melawan Charlie Hebdo,” tulis Bill Donohue.
“Dalam hal ini, saya setuju dengan kaum Muslim,” Bill Donohue menambahkan.
Bill Donohue juga mengaku mengenal Stephane Charbonnier, redaktur Charlie Hebdo yang ikut menjadi korban.
“Saya pernah tanya kenapa selalu menghina kaum Muslim, ia malah menjawab, “Saya tidak takut pada Muhammad”,” tulis Donohue.
Charbonnier ditembak mati bersama dengan 9 rekan kerjanya, dan 2 petugas polisi.
“Muhammad juga tidak sakral bagi diri saya, tapi saya juga tidak akan pernah melakukan penghinaan terhadap Muhammad yang dapat menyakiti umat Islam,” ujar Donohue.
Donohue secara khusus menyalahkan editor majalah Charlie Hebdo yang berulang kali memvisualkan Nabi Muhammad.
“Mereka yang bekerja di surat kabar ini memiliki catatan yang panjang dan menjijikkan akan tokoh masyarakat,” katanya.
Menurut dia, Editor Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier memiliki etika yang buruk dengan menghina Nabi Muhammad yang ia gambarkan melalui kartun.
“Ini adalah akibat dari tindakannya dahulu saat menyakiti hati seluruh umat Muslim di dunia,” ujar Donohue.
[Newsman/Ac]
Dalam artikelnya yang berjudul “Muslim Berhak untuk Marah” Donohue mengecam “intoleransi” yang diusung oleh Charlie Hebdo, apalagi setelah berulang kali menggambarkan tokoh agama.
Menurutnya, hal itu jelas memprovokasi penembakan massal hari Rabu (7/1/2014) kemarin di kantor mereka. Donahue menyatakan bahwa editor Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier sangat buruk.
“Ia tidak memahami peran yang dimainkannya hingga berimbas pada kematiannya yang tragis,” ujar Donahue seperti dilansir New York Daily News.
“Mereka yang bekerja di majalah itu melakukan penghinaan yang menjijikkan sejak lama,” tulis Bill Donohue, dalam majalah intern Liga Katolik.
“Yang membuat kaum Muslim keberatan, Charlie Hebdo sengaja melakukan penghinaan sejak beberapa tahun. Bahkan menggambar Nabi Muhammad. Hal itulah yang membuat kaum Muslim bersatu melawan Charlie Hebdo,” tulis Bill Donohue.
“Dalam hal ini, saya setuju dengan kaum Muslim,” Bill Donohue menambahkan.
Bill Donohue juga mengaku mengenal Stephane Charbonnier, redaktur Charlie Hebdo yang ikut menjadi korban.
“Saya pernah tanya kenapa selalu menghina kaum Muslim, ia malah menjawab, “Saya tidak takut pada Muhammad”,” tulis Donohue.
Charbonnier ditembak mati bersama dengan 9 rekan kerjanya, dan 2 petugas polisi.
“Muhammad juga tidak sakral bagi diri saya, tapi saya juga tidak akan pernah melakukan penghinaan terhadap Muhammad yang dapat menyakiti umat Islam,” ujar Donohue.
Donohue secara khusus menyalahkan editor majalah Charlie Hebdo yang berulang kali memvisualkan Nabi Muhammad.
“Mereka yang bekerja di surat kabar ini memiliki catatan yang panjang dan menjijikkan akan tokoh masyarakat,” katanya.
Menurut dia, Editor Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier memiliki etika yang buruk dengan menghina Nabi Muhammad yang ia gambarkan melalui kartun.
“Ini adalah akibat dari tindakannya dahulu saat menyakiti hati seluruh umat Muslim di dunia,” ujar Donohue.
[Newsman/Ac]
No comments:
Post a Comment