Rabu, 16 Rabi`ul Awwal 1436 Berita Dunia, Featured
Shoutussalam.com, - Daulah Islam mengklaim
memiliki anggaran 2 miliar dolar AS atau 25 triliun lebih untuk tahun
2015, dengan susplus diperkirakan mencapai 250 juta dolar AS.
Dalam wawancara dengan Al Araby al-Jadeed, tokoh Naji Abdullah dari Mosul mengungkapkan Daulah Islam akan menggunakan sebagian besar anggaran untuk memperluas wilayah kekuasannya di Irak dan Suriah.
Sheikh Abu Saad al-Ansari, tokoh ulama senior di Mosul, mengatakan tidak seluruh uang itu akan digunakan untuk membiayai perang.
Sebagian akan dimanfaatkan untuk membantu orang miskin, orang cacat akibat perang, dan keluarga mujahidin Daulah Islam yang gugur dalam pemboman Amerika Serikat (AS) dan koalisi.
The Economist memberitakan sebagian besar dari jumlah itu kemungkinan habis untuk membayar gaji mujahidin. Daulah Islam membayar setiap mujahid 400 dolar AS, jauh lebih tinggi dari yang dibayarkan pemerintah Irak ke tentaranya atau yang diterima kelompok mujahidin di Suriah.
Daulah Islam memperkirakan masih akan surplus 250 juta dolar AS. Jika itu terjadi, kekhalifahan Islam ini berencana menggunakannya untuk menambah kekuatan menghadapi serangan udara AS dan koalisi.
Bersamaan dengan pengumuman anggaran, Daulah Islam juga membuka Bank sendiri yang disebut Bank Islam. Bank akan memberi pinjaman, dan menawarkan fasilitas penyimpanan dalam bentuk deposito dan tabungan biasa.
Fouad Ali, pakar masalah Irak, mengatakan kepada Al Araby bahwa pengumuman anggaran dan Bank Islam menurutnya adalah propaganda Daulah Islam untuk merusak moral koalisi dan tentara Irak.
Pendapatan Daulah Islam diyakini berasal dari zakat, pendapatan dari minyak, dan rampasan harta perang saat menguasai Mosul.
[Newsman/Ac]
Dalam wawancara dengan Al Araby al-Jadeed, tokoh Naji Abdullah dari Mosul mengungkapkan Daulah Islam akan menggunakan sebagian besar anggaran untuk memperluas wilayah kekuasannya di Irak dan Suriah.
Sheikh Abu Saad al-Ansari, tokoh ulama senior di Mosul, mengatakan tidak seluruh uang itu akan digunakan untuk membiayai perang.
Sebagian akan dimanfaatkan untuk membantu orang miskin, orang cacat akibat perang, dan keluarga mujahidin Daulah Islam yang gugur dalam pemboman Amerika Serikat (AS) dan koalisi.
The Economist memberitakan sebagian besar dari jumlah itu kemungkinan habis untuk membayar gaji mujahidin. Daulah Islam membayar setiap mujahid 400 dolar AS, jauh lebih tinggi dari yang dibayarkan pemerintah Irak ke tentaranya atau yang diterima kelompok mujahidin di Suriah.
Daulah Islam memperkirakan masih akan surplus 250 juta dolar AS. Jika itu terjadi, kekhalifahan Islam ini berencana menggunakannya untuk menambah kekuatan menghadapi serangan udara AS dan koalisi.
Bersamaan dengan pengumuman anggaran, Daulah Islam juga membuka Bank sendiri yang disebut Bank Islam. Bank akan memberi pinjaman, dan menawarkan fasilitas penyimpanan dalam bentuk deposito dan tabungan biasa.
Fouad Ali, pakar masalah Irak, mengatakan kepada Al Araby bahwa pengumuman anggaran dan Bank Islam menurutnya adalah propaganda Daulah Islam untuk merusak moral koalisi dan tentara Irak.
Pendapatan Daulah Islam diyakini berasal dari zakat, pendapatan dari minyak, dan rampasan harta perang saat menguasai Mosul.
[Newsman/Ac]
No comments:
Post a Comment