اللهم اجعل في قلبي نورا ، وفي سمعي نورا ، وفي بصري نورا ، وعن يميني نورا ، وعن شمالي نورا ، ومن بين يدي نورا ، ومن خلفي نورا ، ومن فوقي نورا ، ومن تحتي نورا ، واجعل لي نورا ، وأعظم لي نوراSelamat Datang Ke Suara Rakyat FM بِسْمِ اللَّهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ أَصْـبَحْنا وَأَصْـبَحَ المُـلْكُ لله وَالحَمدُ لله ، لا إلهَ إلاّ اللّهُ وَحدَهُ لا شَريكَ لهُ، لهُ المُـلكُ ولهُ الحَمْـد، وهُوَ على كلّ شَيءٍ قدير ، رَبِّ أسْـأَلُـكَ خَـيرَ ما في هـذا اليوم وَخَـيرَ ما بَعْـدَه ، وَأَعـوذُ بِكَ مِنْ شَـرِّ هـذا اليوم وَشَرِّ ما بَعْـدَه، رَبِّ أَعـوذُبِكَ مِنَ الْكَسَـلِ وَسـوءِ الْكِـبَر ، رَبِّ أَعـوذُبِكَ مِنْ عَـذابٍ في النّـارِ وَعَـذابٍ في القَـبْر ...بِسْمِ اللَّهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Monday, January 12, 2015

Bantahan Bagi Pembela Charlie Hebdo, Ini Alasan Nabi SAW Pernah Memaafkan Penghina Dirinya





Bantahan Bagi Pembela Charlie Hebdo, Ini Alasan Nabi SAW Pernah Memaafkan Penghina Dirinya  
Abdurrohim Baasyir, putra bungsu Ustadz Abu Bakar Baasyir, fakkallahu asroh


KIBLAT.NET, Jakarta – Di tengah hebohnya kasus penembakan terhadap majalah penghina Nabi, Charlie Hebdo, banyak bermunculan argumen yang menyalahkan pelaku penembakan dengan dalih Nabi Muhammad pernah memaafkan pelaku penghinaan terhadap dirinya.

Terkait hal tersebut, petinggi Jamaah Ansyarus Syariah, Ustadz Abdurrahim Baasyir meluruskan argumen itu. Menurutnya, Nabi SAW memaafkan pelaku penghinaan terhadap dirinya karena Nabi SAW melihat yang dihina oleh pelaku hanyalah sisi kemanusiaannya.

“Nabi memang memaafkan, karena Beliau melihat yang dihina hanya sisi kemanusiaannya. Bukan sisi kenabiannya,” ujarnya kepada Kiblat.net pada Ahad, (11/01).
Namun berbeda ketika sisi kenabian Rasulullah SAW yang dihina oleh orang kafir. Rasulullah justru memerintahkan membunuhnya. “Kalau sisi kenabiannya Rasulullah dihina, bukan lagi dimaafkan tetapi harus diperangi,” ucap putra bungsu Abu Bakar Ba’asyir ini.

Namun, ia menggarisbawahi bahwa setiap celaan fisik kepada Nabi, di mata umat Islam adalah celaan kepada sisi kenabian. Seperti celaan yang umum dilakukan sejumlah orang dan media kafir di Barat terhadap Nabi. Sedangkan, dalam pandangan Nabi sendiri celaan fisik terhadap dirinya belum tentu celaan bagi kenabian.

“Celaan fisik kepada Nabi di mata umat adalah celaan kepada Kenabian, tapi pada diri Nabi sendiri, Beliau bisa melihatnya sebagai celaan pada sisi kemanusiaannya,” pungkas pria yang akrab disapa Ustadz Iim ini.

Reporter: Bilal
Editor: Fajar Shadiq

No comments:

Post a Comment