اللهم اجعل في قلبي نورا ، وفي سمعي نورا ، وفي بصري نورا ، وعن يميني نورا ، وعن شمالي نورا ، ومن بين يدي نورا ، ومن خلفي نورا ، ومن فوقي نورا ، ومن تحتي نورا ، واجعل لي نورا ، وأعظم لي نوراSelamat Datang Ke Suara Rakyat FM بِسْمِ اللَّهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ أَصْـبَحْنا وَأَصْـبَحَ المُـلْكُ لله وَالحَمدُ لله ، لا إلهَ إلاّ اللّهُ وَحدَهُ لا شَريكَ لهُ، لهُ المُـلكُ ولهُ الحَمْـد، وهُوَ على كلّ شَيءٍ قدير ، رَبِّ أسْـأَلُـكَ خَـيرَ ما في هـذا اليوم وَخَـيرَ ما بَعْـدَه ، وَأَعـوذُ بِكَ مِنْ شَـرِّ هـذا اليوم وَشَرِّ ما بَعْـدَه، رَبِّ أَعـوذُبِكَ مِنَ الْكَسَـلِ وَسـوءِ الْكِـبَر ، رَبِّ أَعـوذُبِكَ مِنْ عَـذابٍ في النّـارِ وَعَـذابٍ في القَـبْر ...بِسْمِ اللَّهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Saturday, December 27, 2014

Menciptakan Masyarakat Baru, Keluarga Muslim Gabung Daulah Khilafah


Menciptakan Masyarakat Baru, Keluarga Muslim Gabung Daulah Khilafah 1


Abu Nayla untuk Al-Mustaqbal Channel

LONDON, UK (Al-Mustaqbal Channel) – Abu Rumaysah alias Siddharta Dhar (namanya sebelum masuk Islam) kembali menjadi pemberitaan di media-media Inggris. Karla Adam, seorang jurnalis asal London yang bekerja untuk Washington Post menulis sebuah artikel yang mengangkat perjalanan Abu Rumaysah ke Daulah Khilafah sebagai sebuah proyek besar Daulah Khilafah membangun Masyarakat Baru. Allahu Akbar!


Foto Abu Rumaysah berdiri di depan sebuah pick up kuning memegang AK 47 sementara tangan satunya memegang bayi-nya yang baru lahir sempat menjadi “trend” di media-media Inggris dan dunia. Kini, kepergiannya ke Daulah Khilafah kembali menjadi pemberitaan.

Menurut Karla Adam, jurnalis Washington Post, kedatangan Abu Rumaysah sekeluarga merupakan proyek besar Daulah Khilafah untuk tidak hanya membangun pasukan, namun masyarakat. Daulah Khilafah telah berjanji untuk membentuk sebuah masyarakat yang baru, yang diperintah oleh hukum syari’at, dimana warganya dari segala penjuru dunia dengan berbagai profesi seperti dokter, perawat, pengacara, insinyur, akuntan bergabung bersama membangun semuanya itu di bumi yang dijanjikan.

Keluarga-keluarga Muslim ini percaya bahwa mereka melakukan hal yang benar untuk anak-anak mereka,” kata Melanie Smith, rekan Karla dari asosiasi riset di King’s College International For The Study of Radicalization di London. “Mereka pikir mereka membawa mereka ke semacam utopia.”
Konika Dhar, adik Abu Rumaysah berkomentar tentang kakaknya : “Saya pikir dia benar-benar telah melupakan Siddhartha Dhar, dan ia telah menjadi orang lain,” katanya. “Aku hanya ingin kakak saya tahu itu tidak harus dengan cara ini. Dia benar-benar tidak harus meninggalkan hidupnya. Aku benar-benar rindu anak-anak ; Aku tidak bisa membayangkan tidak melihat mereka lagi. “

Daulah Khilafah telah menguasai wilayah antara Irak dan Suriah, menciptakan masyarakat Islam, menjalankan sekolah, rumah sakit, tempat bermain, semua lembaga untuk kehidupan keluarga sehari-hari.
“Semakin mereka berhasil menciptakan masyarakat baru, semakin mereka dapat menarik seluruh keluarga,” kata Mia Bloom, seorang profesor studi keamanan di University of Massachusetts di Lowell yang telah banyak menulis tentang perempuan dan terorisme. “Ini hampir seperti mimpi Amerika, namun versi Negara Islam itu.”

Di kota Raqqah (ibu kota Negara) Daulah Khilafah membentuk sebuah klinik untuk ibu hamil dijalankan oleh ginekolog perempuan yang terlatih di Inggris. Anak laki-laki bersekolah, belajar secara eksklusif tentang agama, sampai mereka berusia 14 tahun, dimana mereka juga akan diajarkan masalah pertempuran (jihad) kata Smith. Sementara itu, para gadis tinggal di sekolah sampai mereka berusia 18 tahun, belajar tentang dan menghafal Al-Quran dan hukum syariah, serta belajar cara berpakaian, menjaga rumah, memasak, bersih-bersih dan peduli untuk pria, semua sesuai dengan aturan syariat Islam.

Bloom mengatakan Negara Islam juga menarik bagi perempuan dengan menyediakan listrik, makanan dan gaji sampai $ 1.100 per bulan – jumlah yang besar di Suriah – untuk keluarga masing-masing Mujahidin. Sumbangan ini didanai dengan uang yang didapat hasil pampas an perang (ghonimah) dari bank, penjualan minyak, uang tebusan, dan lain-lain.

Analis memperkirakan bahwa setidaknya 15.000 orang telah pindah ke Daulah Khilafah. Termasuk beberapa ribu, seperti Dhar alaias Abu Rumaysah, dari negara-negara Barat. Meskipun tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak keluarga yang telah bergabung, Bloom mengatakan mayoritas mungkin dari Tunisia, Arab Saudi, Yordania dan negara-negara Arab lainnya yang telah mengirim paling banyak pejuangnya ke Suriah.


Sumber : Diolah dari Washington Post

No comments:

Post a Comment